Gaido Foundation Gelar Diskusi Bersama PWI dan SMSI Banten

SERANG, teropongbanten.id – Gaido Foundation menggelar diskusi bersama organisasi media di Provinsi Banten seperti Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Wisata Halal Baduy Outbound. Kamis (29/04/2021).

Diskusi tersebut juga dalam rangkaian Bazaar & Festival Ramadan 1442 H yang diselenggarakan oleh Gaido Foundation dengan tema “Ramadan Tiba Ekonomi UKM Bangkit”.

Founder Gaido Foundation Muhammad Hasan Gaido menyebutkan, Bazaar & Festival Ramadan 1442 H ini merupakan hari ke 11 yang dilaksanakan sejak tanggal 19 April hingga 12 Mei 2021. Bazar tersebut merupakan persembahan Gaido Foundation bersama Disperindag Banten.

“Kali ini bertepatan 17 Ramadan kita menghadirkan narasumber dari ketua SMSI Banten Bapak Lesman Bangun dan Ketua PWI Banten, yang saat ini diwakili oleh Sucahya, selaku Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Banten,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Gaido Foundation merupakan lembaga amal yang sudah berusia 18 tahun. Saat ini lembaga tersebut sudah memiliki 63 kantor cabang di Indonesia.

“Pandemi COVID-19 menghantam seluruh dunia yang tadinya berdampak kepada kesehatan jadi ini merambat ke ekonomi juga. Gaido juga memberikan santunan kepada kaum duafa dan anak yatim,” tambahnya.

Sementara itu Ketua SMSI Provinsi Banten Lesman Bangun mengatakan, pandemi ini mempengaruhi seluruh sektor termasuk perusahaan media. Dicontohkannya, banyak perusahaan media yang mengurangi oplah, lembar halaman dan jumlah karyawan.

“Kami berharap dari pihak Pemprov Banten jangan hanya disaat pemerintah membutuhkan media dipanggil. Padahal setiap harinya wartawan kita liputan di provinsi di pemerintahan,” ujarnya.

Menurutnya, wartawan adalah bagian dari pemerintah karena setiap saat wartawan selalu ada untuk pemerintah. Oleh karena itu dirinya mohon kepada gubernur untuk kembali membuka akses kepada OPD di Provinsi Banten terkait anggaran publikasi.

Sedangkan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Banten Sucahya menyatakan, pemerintah seakan telah melupakan industri penerbitan lantaran banyak industri yang bergerak di media masa belum tersentuh secara maksimal.

“Salah satu industri kreatif juga adalah komunikasi desain visual. Jadi industri media ini sebenarnya banyak menampung karakter dari industri kreatif. Selama ini yang kita tahu kuliner itu adalah industri yang menyajikan makanan dengan berbagai konsep dan bahan baku serta bentuk penyajian. Media sosial berperan penting begitupun media masa,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika ingin menjadikan desa sebagai ekonomi kreatif maka harus punya inovasi. Ekonomi kreatif syariah yang paling menonjol adalah kuliner dan fashion sedangkan Banten identik dengan kesultanan dan jawara.

“Jadi ketika ingin mempromosikan sesuatu itu harus berkaitan dengan ikon tersebut. Pada intinya Provinsi Banten itu memiliki banyak potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif,” ucapnya. (dede)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *