Hanya Karena Beda Dukungan Di Pilkades,Terpaksa Warga Membongkar Dan Memindahkan Makam

PANDEGLANG,teropongbanten.id- Gara gara diduga berbeda dukungan, makam salah satu warga Kampung Koranji Rt 02/07 Desa Tegalwangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten terpaksa dibongkar dan dipindahkan ke tempat pemakaman umum (TPU) di Kampung Kacapi Amis Rt 02/02 Alaswangi, Kec. Menes, Sabtu (03/07/21).

Dikutp dari laman menaratoday.com, makam yang dibongkar atas nama Ujang Rahmat (70) yang telah meninggal sekira 3 tahun lalu. Makam tersebut terpaksa dibongkar dan dipindahkan oleh pihak keluarga dibantu warga setempat secara bergotong royong.

“Sekitar satu minggu lalu, kami dan warga lainnya yang pro Aat Supriatna termasuk menantu saya yang bernama Ade Sadeli (36) diajak babacakan di kampung Parongpong sama calon. Entah apa masalahnya ada orang yang dituakan di kampung kami datang dan berbicara dengan anak kami,” cerita istri Almarhum, Junariah (65).

Dia mengatakan, kronologis dibongkarnya makam suaminya berawal dari adanya acara makan-makan atau babacakan yang diadakan di kampung Parongpong Desa Tegalwangi Kecamatan Menes, oleh salah satu calon kepala desa (cakades) Aat Supriatna.

Kata Junariah, dalam pembicaraannya, orang yang diduga sebagai tokoh masyarakat bernama ustadz berinisial S, mengungkit segala yang pernah diberi olehnya kepada keluarga almarhum, termasuk lahan makam yang dipakai

“Tidak hanya itu dia juga menghina kami sebagai orang miskin, mendengar itu kami sebagai pihak keluarga merasa sakit hati dan tersinggung atas perkataan sang tokoh masyarakat tersebut,” terangnya.

Setelah rembukan dan musyawarah bersama pihak keluarga lanjut Junariah, akhirnya pihak keluarga dan warga sepakat untuk memindahkan makam almarhum ke TPU.

“Maunya saya dan keluarga, orang yang sudah meninggal jangan dibawa-bawa dan jangan diungkit-ungkit, karena yang sudah mati gak tau urusan, dan Saya hanya berharap cukuplah ini terjadi pada keluarga kami, jangan terulang kepada yang lain,” ungkapnya sambil mengusap air mata.

Sementara itu, anak pertama Almarhum, Jupri (36) menuturkan, persoalan pribadi seharusnya tidak dikaitkan dengan persoalan dukung mendukung calon kades, karena itu hal yang berbeda.

“Saya hanya menyayangkan sikap mereka yang seperti itu, padahal mereka berpendidikan,” Tukasnya.

Berdasarkan pantauan, meski sudah lama dimakamkan namun kondisi jenazah masih tampak bagus. Sementara itu, ketika proses pembongkaran makam tidak terlihat satupun dari pihak puskesmas ataupun muspika menes yang hadir. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *