Pandeglang, teropongbanten.id : puluhan orang tua siswa yang mendaftarkan anaknya bersekolah di Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) milik Pemprov Banten pertanyakan Test Seleksi di CMBBS.
Pasalnya, puluhan orang tua yang anaknya mendaftarkan diri yang tidak lulus menduga ada permainan dalam seleksi penerimaan calon siswa barunya itu.
Bahkan ada salah satunya yang tidak lulus dalam seleksi test masuk CMBBS yaitu Kusuma Putri Sujana, dan kebetulan siswi itu adalah putri dari anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi Demokrat Dapil Pendeglang, Yoyon Sujana SE Wakil Ketua Komisi ll DPRD Provinsi Banten.
Menurut Yoyon, putrinya yang ikut seleksi test di CMBBS berdasarkan keinginannya, dan sebagai layaknya orang tua hanya mengantarkan untuk mendaftarkan anaknya itu sama selayaknya masyarakat biasa.
Karena katanya, dia tidak ingin menggunakan cara titip-titipan, meskipun dirinya sangat mampu untuk melakukan itu sebagai anggota DPRD Provinsi Banten terlebih sebagai Wakil Ketua Komisi ll DPRD Provinsi Banten. “Itu tidak saya lakukan, karena ingin merubah pandangan di masyarakat umum tentang figur sebagai anggota DPRD Provinsi Banten tidaklah dianggap serba bisa untuk meraih tujuan dan cita-cita meskipun itu demi anaknya. Saya ingin murni alamiah dari prestasi belajar anak saya,plus sebagai siswi Tahfiz Al-Qur’an(Tahfiz 11 Zuzd)”, ungkapnya.
Kejadian ini bukan hanya menimpa putrinya saja, konon kondisi itu juga banyak di alaminya oleh putra-putri masyarakat lainnya, yang dianggap memiliki prestasi tetapi tidak lulus dalam seleksi test masuk CMBBS. “Dan ada yang lebih aneh lagi, seperti ada ajang bisnis di CMBBS, diantaranya adalah setiap siswa yang akan mendaftarkan diri harus beli buku panduan tes(dan saya membelinya) ini ada apa di CMBBS?,” heran Yoyon, sambil mengatakan bahwa bukan persoalan ia beli buku itu, tapi bagaimana ketika orang tua murid yang kebetulan lagi tidak bawa uang.
Yoyon menambahkan, dalam mendaftarkan anaknya di CMBBS tidak menggunakan cara-cara yang dianggap kurang baik untuk hasil murni dalam seleksi penerimaan siswa baru di CMBBS tersebut. “Karena saya meyakini anak saya memiliki prestasi belajar di MTs MA Menes dan Tahfiz Al-Qur’an. Tapi tidak lulus masuk CMBBS? Jadi bukan soal menyesal tidak diterima putrinya itu, ini terkait yang memiliki prestasi belajar dan Tahfiz Al-Qur’an tidak menjadikannya rekomendasi untuk diterima di CMBBS,” tuturnya.
Lanjut Yoyon, kejadian yang menimpa putrinya dan putra-putri masyarakat lainnya itu sangat disesalkan. “CMBBS milik dinas pendidikan provinsi banten tidak pro terhadap siswa-siswi hafidz Al-Qur’an, yang lokasi sekolahnya juga di Pandeglang yang terkenal dengan sebutan daerah kota santri dan kota ulama yang kharismatik,” ungkapnya.
Yoyon Sujana SE, selain anggota DPRD Provinsi Banten, dan pengurus MUI kab Pandeglang, bahkan pernah pula duduk sebagai wakil ketua komisi V selama 3 tahun dan mitra kerja Dinas Pendidikan Pemprov Banten.
“Jadi selama menjadi anggota DPRD provinsi banten dan pernah pula mitra kerja dengan dinas pendidikan, selalu terpantau setiap kegiatan baik tentang pengadaan buku-buku dan alat belajar para siswa CMBBS atau calon siswa baru. Tapi tidak ada itu kalimat siswa membeli buku. Saya baru tahu sekarang, ini masyarakat mau daftar anaknya saja, harus beli buku panduan masuk Test Seleksi CMBBS, saya yakin ini sudah menjurus ada bisnis di CMBBS,” jelas Yoyon, sambil mengatakan perlu ada Sidak oleh anggota DPRD Banten dan minta Audit Investigasi oleh pihak
Inspektorat Provinsi Banten.
“Saya selain sebagai anggota DPRD Banten dan pengurus MUI di kabupaten pandeglang, akan mendorong para ulama di banten, khususnya ulama dikabupaten pandeglang untuk turut serta mengawasi bersama terhadap persoalan keluhan masyarakat orang tua siswa yang terjadi kekinian di CMBBS ini. Yang saya yakini banyak terjadi perkeliruan dalam pelaksanaannya itu,” tuturnya.
Sementara di tempat terpisah, sebuah narasumber wartawan juga mengatakan bahwa persoalan CMBBS ini sudah menjurus kepada ajang bisnis itu bukan menjadi rahasia umum lagi.
Jadi katanya, siapa yang mampu materi maka dialah yang mendapatkan untuk sekolah di CMBBS. “Dan saya kira tidak ada nilai spesial keahliannya bagi para siswanya setelah lulus dari CMBBS tersebut. Saya pikir ya sama saja dengan sekolah lanjutan tingkat SLTA lainnya,” ujarnya.
Adanya tudingan miring tersebut, dan sampai berita ditayangkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, DR. H.Tabrani, belum berhasil dikonfirmasi. Menurut salah satu stafnya bahwa kepalanya tersebut sedang ada kegiatan dinas diluar kantor. (*/Ist)
Masyarakat Pertanyakan Test Seleksi Kululusan Di CMBBS ?
![](https://i0.wp.com/teropongbanten.id/wp-content/uploads/2023/03/IMG-20230331-WA0030.jpg?resize=350%2C351&ssl=1)