Rehabilitas Daerah Irigasi Ciujung Terus Dikebut

SERANG, teropongbanten.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) Provinsi Banten melakukan perbaikan pada jaringan yang melayani areal persawahan warga.

Keadaan di Ciujung sekarang ini belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana mestinya, hal itu disebabkan adanya penduduk yang memanfaatkan dinding penahan sungai sebagai sarana tempat usaha bahkan tempat tinggal mereka.

Hal ini sering mengakibatkan adanya luapan air sungai yang menimbulkan banjir dan dapat merusak bangunan sekitar secara terus menerus jika dibiarkan.

Kondisi ini mengakibatkan pemerintah berinisiatif membangun dinding penahan yang dapat berfungsi sebagai pelindung bangunan sekitar akibat debit air sungai yang meluap sepanjang musim hujan.
Manfaat lain dari rehabilitas Ciujung (Paket 1) ini adalah sebagai sumber air irigasi di Daerah Irigasi (DI) untuk mengaliri pesawahan warga sekitar.

Proyek jaringan rehabilitasi Ciujung di Kabupaten Serang dengan Sumber Biaya dari SBSN ini dilaksanakan oleh PT. Sumber Artha Reksa Mulia dan PT Panca Guna Duta sebagai konsultan pengawas.

Dengan tanggal Kontrak Pekerjaan 05 Maret 2020 selama 300 Hari waktu Kalender, dengan total penanganan untuk Pamarayan Timur sepanjang 16 KM dan total penanganan pekerjaan pada wilayah Pamarayan Utara sepanjang 14,8 KM.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Salah satu konsultan pengawas PT Panca Guna Duta, Dodi menyampaikan, nilai total anggaran yang tertera pada papan proyek Rehabilitasi Ciujung Paket 1 mulai dari Pamarayan Timur dan Pamarayan Utara sebesar Rp.59.650.569.000

“Pada kenyataannya, dengan adanya Covid-19, anggaran yang tertera pada papan proyek dipangkas kurang lebih sebesar 30 persen,” ungkapnya.

Menurut Dodi, dengan sisa anggaran tersebut, pihak pelaksana menangani pekerjaan terdiri dari pekerjaan Pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) penahan longsor, pemasangan lining, perbaikan tanggul, serta pemasangan batu.

Site manager project PT. Sumber Artha Reksa Mulia, Yudi Pratama, menyampaikan, proyek jaringan Rehabilitasi Pamarayan Timur dan Pamarayan Utara, merupakan proyek Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau–Ciujung–Cidurian (BBSC3).

Yudi menyebutkan, setelah adanya pemangkasan anggaran, titik yang menjadi sasaran kegiatan adalah rehabilitasi saluran irigasi sekunder yang rusak di Pamarayan Timur dan Pamarayan Utara.

Menurutnya, proyek rehabilitasi yang dilaksanakan oleh PT. Sumber Artha Reksa Mulia antara lain pemasangan lining sepanjang 3.614 M, dan CCSP (penahan longsoran) 170 M di sekitar Pamarayan Timur.

Sedangkan untuk pengerjaan Pamarayan Utara terdiri dari pemasangan lining 1.275 M serta pasangan batu sepanjang 680 M kanan dan kiri dengan total 1.360 M.

“Untuk penanganan tanggul yang kritis, kami melakukan rehabilitasi menggunakan pemancangan CCSP, serta menggunakan pondasi beton dan pemasangan lining prikes agar tanah tidak labil,” tambahnya.

Yudi menjelaskan, dengan menggunakan lining, menjadikan saluran berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, mencegah gerusan dan erosi, mencegah berkembangnya tumbuhan air, mengurangi biaya pemeliharaan, memberi kelonggaran untuk lengkung.

Teknologi ini, kata Yudi, merupakan saluran irigasi tersier yang ditujukan untuk membagikan air kepersawahan atau pertanian secara efektif dan efisien.

“Keunggulan teknologi ini adalah meningkatkan kualitas aliran irigasi dan menghindari terjadinya longsor dinding saluran serta pemasangan dapat dilakukan secara cepat. Selain itu biaya pemeliharaan juga menjadi lebih murah,” timpalnya.

Kata Yudi lagi, teknologi ini cocok diterapkan pada daerah irigasi baru maupun rehabilitasi jaringan irigasi. Ia berharap, hasil pekerjaan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat terutama petani dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Namun demikian, kata Yudi, untuk dapat terus menjaga fungsi saluran diperlukan perhatian dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terhadap permasalahan sampah, gulma, pola operasi bangunan irigasi dan pola operasia lokasi air dalam hal ini dari pihak terkait seperti organisasi petani dan masyarakat. (Dhe/La)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *