SERANG, teropongbanten.id – Sejumlah warga Perumahan Safira Regency mempertanyakan kualitas hotmix dalam proyek peningkatan jalan lingkungan di perumahan tersebut.
Warga menilai, pengaspalan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kota Serang ini dinilai tipis dan terkesan asal jadi.
Mereka khawatir, aspal kembali terkelupas setelah beberapa hari pengaspalan, apalagi jika hujan sering turun.
“Kalau pengaspalan seperti ini sama juga bohong dan pemborong pasti banyak untung. Nanti baru beberapa hari digunakan jalan sudah kembali mengelupas,” kata Imron, seorang warga setempat kepada teropongbanten.id, Minggu (19/5/2019).
Imron mengaku kecewa dengan realita di lapangan yang sebelumnya banyak warga yang merasa senang dengan rencana tersebut.
“Pembangunan ini terkesan asal jadi. Saya pantau pembangunan ini hanya digilas silinder kecil itupun saat hotmix digelar Saja,” ungkap Imron.
Rifai, warga lainnya mempertanyakan ketebalan hotmix yang menurutnya seharusnya tiga centimeter. “Faktanya jalan ini memang tipis, bahkan di beberapa bagian tidak sampai tiga centimeter,” kata Rifai.
Rifai menambahkan, dalam papan informasi proyek, masyarakat tidak mendapatkan informasi lengkap tentang proyek tersebut lantaran tidak dicantumkan ukuran serta ketebalan aspalnya.
Bahkan kata Rifai, saat pelaksanaan sebagian tukang ojek di daerah tersebut ikut terlibat, dan dibiarkan ada kotak amal dari kardus di area proyek.
“Terkesan pekerjaan itu dilaksanakan secara swadaya masyarakat, padahal pekerjaan itu sudah dianggarkan oleh pemerintah Kota Serang,” ujar Rifai.
Berdasarkan penelusuran teropongbanten.id, proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Bay Brother, dengan nilai kontrak Rp. 196.141.000. Proyek ini dilaksanakan dalam jangka waktu 45 hari terhitung sejak 10 Mei 2019.
Namun fakta di lapangan menunjukan, sejak turun material hingga selesainya pengerjaan, proyek tersebut hanya dikerjakan dalam waktu tujuh hari. Bahkan, pengukuran dilakukan saat material agregat (bescos) sedang digelar.
“Pembangunan jalan seharusnya melihat kebutuhan terlebih dahulu. Namun, pembangunan yang saat ini telah dilaksanakan terkesan asal jadi,” kata Ketua Jaringan Banten Bersatu, Wawan.
Wawan juga mengatakan, papan proyek yang menjadi syarat dalam setiap pekerjaan, dipasang saat hotmix sedang digelar. Kemudian, masih kata Wawan, saat melakukan pengerasan, paving blok yang sebelumnya terpasang tidak dikupas.
“Ditimpah langsung oleh agregat yang dicampur pasir yang kami duga bukan agregat kelas A, sehingga dikhawatirkan saat pengerasan, akan robah dan bergeser,” paparnya.
Wawan menyatakan, selama ini pihaknya mendukung adanya pembangunan infrastruktur, namun bukan pembangunan yang terkesan asal jadi, dan hanya mementingkan keuntungan.
“Kami dengar pelaksananya warga Safira sendiri. Kalau pihak pelaksananya pribumi, seharusnya lebih mementingkan kualitas dari pada keuntungan,” katanya.
Wawan meminta kepada pihak terkait agar segera mengaudit proyek tersebut selagi masih jangka waktu masa pekerjaan.
“Menurut informasi yang kami terima, pihak pelaksana sempat meminta agar dokumen kontrak pekerjaan disegerakan. Mereka minta pekerjaan bisa dilaksanakan sebelum pileg dengan dalih desakan warga,” kata Wawan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas PRKP Kota Serang belum memberikan keterangan. Saat teropongbanten.id mendatangi kantor Dinas PRKP, Dadan Priyatna, selaku PPK juga tidak dapat ditemui. Saat dihubungi melalui pesan singkat, Dadan juga tidak menjawab. (Dhe/La)