PANDEGLANG,Teropongbanten.id – Perubahan iklim sebagai salah satu dampak kerusakan lingkungan dan semakin meningkatkan ancaman bencana kekeringan dan banjir. Kondisi tersebut mengakibatkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan pada periode yang berbeda. Musim kemarau berlangsung lebih lama dengan curah hujan semakin berkurang, sebaliknya musim hujan berlangsung singkat dengan intensitas hujan semakin tinggi.
Kepala snvt Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-Ciujung-Cidurian Daniel, S.T., M.T menyampaikan,Rehabilitasi irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung merupakan Sebagai upaya meningkatkan produktivitas pangan nasional guna mencapai ketahanan pangan.
“Kementerian SNVT pelaksanaan jaringan pemanfaatan air BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian melanjutkan rehabilitasi Jaringan Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung Kabupaten Pandeglang (Paket I). Rehabilitasi tersebut dilakukan dengan cara memodernisasi jaringan irigasi yang mengairi areal pertanian dan menjadikan sumber air untuk sektor pertanian di Kabupaten Pandeglang. Ujarnya
Daniel menjerlaskan, Saat ini Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Banten khususnya di kabupaten Pandeglang yang semakin meningkat, mengakibatkan kebutuhan akan pangan juga semakin bertambah. Hasil pasokan kebutuhan pangan saat ini hanya mengandalkan lahan irigasi yang bersumber air permukaan. Luas potensial lahan irigasi permukaan saat ini pun sudah sangat terbatas sehingga diperlukan suatu solusi untuk mendukung permasalahan tersebut. Ungkapnya.
Daniel melanjutkan,dalam tahapan pengerjaan pihaknya melibatkan masrakat setempat sesuai dengan Program Pemerintah saat ini yang terus menggencarkan berbagai upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui program padat karya Infrastruktur guna menumbuhkan produktivitas kesejahteraan masyarakat yang bermuara pada memacu pertumbuhan perekonomian.
“Rencana pembangunan atau Rehabilitasi Jaringan Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung ini sudah diajukan sejak 2019. Program padat karya infrastruktur ini diharapkan bukan hanya manfaat dari irigasi tersebut yang dirasakan tapi lebih jauh lagi dapat dinikmati serta menyentuh langsung kebutuhan Masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi selain peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja”Imbuhnya.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I Muhamad Irhan, S.T mengatakan, memodernisasi Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung dilakukan karena usia sistem irigasi tersebut sudah lama sehingga kinerja pelayanan airnya berkurang.
Irhan menyebutkan,Dalam moderenisasi Jaringan Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung dilakukan lima pilar yang disentuh yaitu pilar pertama, memastikan ketersediaan debit air ,sehingga air konsisten sesuai rencana. Kedua, perbaikan sarana prasarana irigasi dan bangunan.
Selanjutnya kata Irhan, pilar ketiga yaitu penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi sesuai ketersediaan air. Kemudian pilar keempat, penguatan institusi kelembagaan melalui sinergisitas tugas dan koordinasi. Terakhir pilar kelima yaitu, pemberdayaan sumber daya manusianya “Sekarang progres pekerjaannya sudah mencapai 100 %,” Ungkapnya.
Irhan melanjutkan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung telah dimulai pekerjaan sejak Tahun 2020 pada Sistem Irigasi Kemudian dilanjutkan di tahun 2021 karena terkena Dampak Refokusing Anggaran.Paparnya.
Menurutnya, Memodernisasi Pekerjaan Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung adalah penunjang, penguatan manajemen air irigasi berupa manajemen asset, demonstrasi peningkatan operasi irigasi serta pertanian, peningkatan kapasitas institusi pengelola irigasi seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) , Pekerjaan modernisasi ini tidak main-main karena membutuhkan anggaran yang Lumayan besar yaitu senilai Rp 37.292.188.000 ” ujarnya.
Irhan berharap dengan adanya Rehabilitasi Irigasi Primer Kiri D.I. Cibaliung dapat meningkatkan produksi Pertanian di kabupaten Pandeglang. “Rehabilitasi irigasi merupakan salah satu rencana strategis pemerintahan. dengan Keberadaan irigasi dan bendungan yang memadai akan meningkatkan kesejahteraan petani serta menumbukan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru serta meningkatkan intensitas penanaman (IP)”. Pungkasnya. (Red)